Tahun ini, dari 3.714.216 siswa SMP/MTs yang mendaftar ujian nasional (UN), hanya 3.660.803 siswa yang mengikuti UN dan sebanyak 3.640.569 atau 99,45 persen yang dinyatakan lulus. Sementara itu, 20.234 siswa SMP/MTS atau 0,55 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus. (opie, berbagai sumber)
MIANGKABAU...TEMPO DOELOE
Lembah Anai.......lihat kereta api-nya..penuh asap...........huk..huk..huk....
Kincir Air ( kincia Aia ).....banyak terdapat di minangkabau..
Rumah Minang jaman dulu......sekarang udah runtuh kali ya......dimana kah ini...? ayo..siapa tahu
Datuk Siapa Ini......................?
Klenteng Kota padang Jaman Dulu........
Muaro padang...jaman dulu..masih rindang dan asri, di photo dari gunung padang
nagari minangkabau tempo doeloe
Pengantin minang dulu..ayo kakek dan nenek nya siapa ini yang nikah......hehehehehe
Adat Minangkabau
Pendahuluan
Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat di kawasan Nusantara ini, adat adalah satu-satunya sistem yang mengatur masyarakat dan pemerintahan, terutama di kerajaan-kerajaan Melayu, mulai dari Aceh, Riau, Malaka, Jawa, Banjar, Bugis, hingga Ambon dan Ternate. Agama Islam pada umumnya terintagrasi dengan adat-adat yang dipakai di kerajaan-kerajaan tersebut.
Adat Minangkabau pada dasarnya sama seperti adat pada suku-suku lain, tetapi dengan beberapa perbedaan atau kekhasan yang membedakannya. Kekhasan ini terutama disebabkan karena masyarakat Minang sudah menganut sistem garis keturunan menurut Ibu, matrilinial, sejak kedatangannya di wilayah Minangkabau sekarang ini. Kekhasan lain yang sangat penting ialah bahwa adat Minang merata dipakai oleh setiap orang di seluruh pelosok nagari dan tidak menjadi adat para bangsawan dan raja-raja saja. Setiap individu terikat dan terlibat dengan adat, hampir semua laki-laki dewasa menyandang gelar adat, dan semua hubungan kekerabatan diatur secara adat.
Pada tataran konseptional, adat Minang terbagi pada empat kategori:
Adat nan sabana adat
Adat nan teradat
Adat nan diadatkan
Adat istiadat
Adat mengatur interaksi dan hubungan antar sesama anggota masyarakat Minangkabau, baik dalam hubungan yang formal maupun yang tidak formal, sesuai dengan pepatah, bahwa sejak semula ada tiga adat nan tajoli:
Partamo sambah manyambah,
kaduo siriah jo pinang,
katigo baso jo basi.
Banamo adat sopan santun.
Tajoli dari kata 'joli', sejoli=sepasang, (joli=kereta tandu, teman sejoli berarti teman satu kereta tandu sehingga sangat akrab) satu set. Jadi ketiga bagian adat di atas adalah satu set yang berjalan seiring, diprektekkan dalam kehidupan sehari-hari orang Minang, baik orang biasa maupun para penghulu dan cerdik pandainya.
Secara legalistik atau kelembagaan, adat Minang dapat dirangkum dalam Limbago nan Sapuluah, yaitu:
Cupak nan duo
Kato nan ampek
Undang nan ampek
Cupak nan Duo ialah Cupak Usali dan Cupak Buatan Kato nan Ampek ialah:
Kato Pusako
Kato Mupakat
Kato Dahulu Batapati
Kato Kudian Kato Bacari
Undang nan Ampek ialah:
Undang-undang Luhak dan Rantau
Undang-undang Nagari
Undang-undang Dalam Nagari
Undang-undang nan Duopuluah
EMPAT JENIS ADAT DI MINANGKABAU
Adat Minang mencakup suatu spektrum dari yang paling umum hingga yang paling khusus, dari yang paling permanen dan tetap hingga yang paling mercurial dan sering berubah-ubah, bahkan ad-hoc. Di sini adat Minang disebut Adat nan Ampek.
1). Adat nan Sabana Adat, adat yang paling stabil dan umum, dan sebenarnya berlaku bukan hanya di Minangkabau saja, melainkan di seluruh alam semesta ini. Disepakati bahwa adat yang sebenarnya adat adalah Hukum Alam atau Sunnatullah, dan Hukum Allah yang tertuang di dalam ajaran Islam. Dengan mengambil Alam takambang menjadi guru adat Minang dapat menjamin kompatibilitasnya untuk segala zaman dan dengan demikian menjaga kelangsungannya di hadapan budaya asing yang melanda. Masuknya agama Islam ke Minangkabau, juga telah melengkapi Adat Minang itu menjadi kesatuan yang mencakup unsur duniawi dan unsur transedental.
2)adat nan teradat
3) Adat nan Diadatkan.
Adat Minang menjadi adat Minang adalah karena suatu identitas dengan kesatuan etnis dan wilayah : adat Minang adalah adat yang diadatkan oleh Orang Minang, di Minangkabau. Jadi adat Minang itu sama di seluruh Minangkabau, dan setiap orang Minang be dan leluasa membuat penyesuaian-penyesuaian, maka adat itu akan bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya akan sense of order. Tidak ada unsur paksaan yang akan terasa jika adat itu monolitik dan seragam di seluruh wilayah.
4). Adat Istiadat.
Ialah adat yang terjadi dengan sendirinya karena interaksi antar anggota masyarakat dan antar anggota masyarakat dengan dunia luar. Dinamakan juga adat sepanjang jalan yang datang dan pergi, dan ditolerir selama tidak melanggar adat yang tiga di atas. Pengakuan akan adanya adat-sitiadat ini menjadikan adat Minang lebih komplit dan memberi ruang bagi anggota masyarakat untuk bereksperimen dengan hal-hal baru dan memperkaya budayanya.
Empat macam adat diatas adalah adat Minang semuanya dan menjadi suatu kesatuan yang utuh. Keempatnya tidak dapat dipisahkan, dan tidak dapat dikatakan adat Minang kalau kurang salah satu: Bukanlah adat Minang jika hanya terfokus pada adat istiadat akan tetapi melawan Hukum Alam. Dan buknlah pula adat Minang jika hanya berbicara tentang pengangkatan Penghulu, tetapi tidak memberi ruang untuk berlakunya adat istiadat yang dipakai oleh orang kebanyakan.
== Implementasi Adat Minangkabau == Dikatakan dalam pepatah adat: Partamo sambah manyambah, kaduo siriah jo pinang, katigo baso jo basi. Banamo adat sopan santun.
Rangkaian kata-kata pusako ini menyatakan bahwa adat Minangkabau secara sederhana dapat disimpulkan perwujudannya menjadi tiga hal:
1). Pasambahan.
Adat Minang sarat dengan formalitas dan interaksi yang dikemas sedemikian rupa sehingga acara puncaknya tidak sah, tidak valid, jika belum disampaikan dengan bahasa formal yang disebut pasambahan. Acara-acara adat, mulai dari yang simple seperti mamanggia, yaitu menyampaikan undangan untuk menghadiri suatu acara, hingga yang sakral dan diagungkan sebagai acara kebesaran adat, seperti "Batagak Gala", yaitu pengangkatan seseorang menjadi Pangulu, selalu dilaksanakan dengan sambah-manyambah.
Sambah-manyambah di sini tidak ada hubungannya dengan menyembah Tuhan, dan orang Minang tidak menyembah penghulu atau orang-orang terhormat dalam kaumnya. Melainkan yang dimaksud adalah pasambahan kato. Artinya pihak-pihak yang berbicara atau berdialog mempersembakan kata-katanya dengan penuh hormat, dan dijawab dengan cara yang penuh hormat pula. Untuk itu digunakan suatu varian Bahasa Minang tertentu, yang mempunyai format baku.
Format bahasa pasambahan ini penuh dengan kata-kata klasik, pepatah-petitih dan dapat pula dihiasi pula dengan pantun-pantun. Bahasa pasambahan ini dapat berbeda dalam variasi dan penggunaan kata-katanya. Namun secara umum dapat dikatakan ada suatu format yang standar bagi seluruh Minangkabau.
Dalam pelaksanaan pasambahan, dalam adat Minang digariskan penentuan peran masing-masing pihak dalam setiap pembicaraan, pihak-pihak yang berbicara ditentukan kedudukannya secara formal, misalnya sebagai tuan rumah yang disebut "si Pangka", sebagai tamu yang disebut "si Alek", sebagai pemohon (yang mengajukan maksud dan tujuan perayaan}, atau sebagai yang menerima permohonan (pihak kebesaran adat yang memiliki kewenangan dalam legalitas perayaan alek/perhelatan).
2). Sirih dan pinang
Sirih dan pinang adalah lambang fromalitas dalam interaksi komunikasi adat masyarakat Minangkabau. Setiap acara penting dimulai dengan menghadirkan sirih dan kelengkepannya seperti buah pinang, gambir, kapur dari kulit kerang. Biasanya ditaruh diatas carano yang diedarkan kepada hadirin. Siriah dan pinang dalam situasi tertentu diganti dengan menawarkan rokok.
Makna sirih adalah secara simbolik, sebagai pemberian kecil antara pihak-pihak yang akan mengadakan suatu pembicaran. Suatu pemberian dapat juga berupa barang berharga, meskipun nilai simbolik suatu pemberian tetap lebih utama daripada nilai intrinsiknya. Dalam pepatah adat disebutkan, siriah nan diateh, ameh nan dibawah. Dengan sirih suatu acara sudah menjadi acara adat meskipun tidak atau belum disertai dengan pasambahan kato.
Sirih dan pinang juga mempunyai makna pemberitahuan, adat yang lahiriah, baik pemberitahuan yang ditujukan pada orang tertentu atau pada khalayak ramai. Karena itu, helat perkawinan termasuk dalam bab ini.
3). Baso-basi
Satu lagi unsur adat Minang yang penting dan paling meluas penerapannya adalah baso-basi: bahkan anak-anak harus menjaga baso-basi. Tuntuan menjaga baso-basi mengharuskan setiap invidu agar berhubungan dengan orang lain, harus selalu menjaga dan memelihara kontak dengan orang disekitarnya secara terus-menerus (interaksi sosial. Sebagai orang Minang tidak boleh individualistis dalam kehidupannya.
Baso-basi diimplementasikan dengan cara yang baku. Walaupun tidak dapat dikatakan formal, baso-basi berfungsi menjaga forms, yaitu hubungan yang selain harmonis juga formal antara setiap anggota masyarakat nagari, dan menjamin bahwa setiap orang diterima dalam masyarakat itu, dan akan memenuhi tuntutan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat yang berlaku di nagari itu.
GBPP KELAS III
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
Kelas III (tiga) Sekolah Lanjuatan Tingkat Pertama
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami, menghayati adat, falsafah bahasa dan sastra Minangkabau melalui kegiatan pengamatan, membaca, wawancara dan diskusi serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADAT ALAM MINANGKABAU
1.1 Adat alam Minangkabau terdiri dari empat macam, yakni, adat nan sabana adat, adat nan diadatkan, adat nan taradat dan adat istiadat.
.1.1 Adat nan sabana adat
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Sumber adat nan sabana adat
- Hakekat adat nan sabana adat
- Fungsi adat nan babuhua mati dalam kehidupan Minangkabau
o Menyimpulkan pengetahuan tentang adat sabana adat dalam bentuk laporan tertulis
1.1.2 Adat yang diadatkan
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Adat Datuak Perpatiah Nan Sabatang
- Adat Datuak Katumanggungan
- Hubungan kedua adat
o Menyimpulkan pengetahuan tentang adat nan diadatkan melalui laporan tertulis
1.1.3 Adat nan teradat
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Konsep adat nan teradat
- Adat turun mandi, sunat rasul
- Perkawinan di daerahnya
o Menyimpulkan pengetahuan tentang adat nan teradat yang ada di daerahnya dalam bentuk laporan
1.1.4 Adat istiadat
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Adat istiadat yang ada daerahnya
- Perubahan adat istiadat dalam kurun waktu tertentu
o Menyimpulkan pengetahuan tentang adat istiadat dan perubahannya dalam bentuk laporan tertulis
T u j u a n
2. Siswa mengenal, memahami dan menghayati falsafah alam Minangkabau melalui kegiatan observasi, wa-wan¬cara, membaca dan diskusi serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
FALSAFAH ALAM MINANGKABAU
2.1 Falsafah alam yang menjadi pedoman kehidupan masyarakat Minangkabau
2.1.1 Makna yang luas terhadap alam sebagai dasar falsafah masyarakat Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan, pengamatan, membaca dan diskusi
- Makna alam bagi orang Minangkabau
- Hubungan manusia dengan alam bagi orang Minangkabau
o Menyimpulkan pemahaman tentang makna alam sebagai dasar falsafah Minangkabau dalam bentuk laporan singkat
2.1.2 Alam Takambang Jadi Guru sebagai landasan dan pedoman hidup masyarakat Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Makna alam takambang jadi guru
- Hakekat alam takambang jadi guru
- Penerapan alam takambang jadi guru dalam kehidupan sehari -hari
o Menyimpulkan dan menafsirkan arti falsafah alam takambang jadi guru dalam bentuk laporan tertu¬lis
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami, menghayati dan mengapresiasikan bahasa dan sastra Minangkabau melalui ke¬giatan membaca, observasi, menampilkan dan diskusi.
BAHASA DAN SASTRA MINANGKABAU
1.1 Aneka ragam karya sastra Minangkabau dan berbagai cara mengungkapkannya
1.1.1 Bermacam-macam jenis karya sastra Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Puisi Minangkabau
- Prosa Minangkabau
o Menyimpulkan pemahaman tentang jenis-jenis karya sastra Minangkabau dalam bentuk laporan singkat
1.1.2 Nilai-nilai keindahan (estetika) karya sastra Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Puisi
- Prosa
o Menyimpulkan pemahaman tentang keindahan alam dalam karya sastra dalam bentuk laporan
1.1.3 Nilai moral atau ajaran dalam karya sastra Minangkabau
o Mengungkapkan melalui kegiatan membaca dan analisis tentang nilai nilai moral dalam karya sas¬tra:
- Puisi
- Prosa
o Menyimpulkan nilai moral yang ditemukan dalam karya sastra Minangkabau dalam bentuk laporan tertulis
1.1.4 Ciri-ciri tersendiri karya sastra prosa
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca dan analisis ciri-ciri:
- Kebahasaan karya sastra prosa
- Isi karya sastra prosa
o Menyimpulkan ciri-ciri karya sastra prosa dalam bentuk laporan tertulis
1.1.5 Ciri-ciri tersendiri karya sastra puisi
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca dan analisis ciri-ciri:
- Kebahasaan karya sastra puisi
- Isi karya sastra puisi
o Menyimpulkan ciri-ciri karya sastra puisi dalam bentuk laporan tertulis
1.1.6 Tema dan permasalahan yang diungkapkan karya sastra prosa
o Memperkenalkan dan mengungkapkan melalui kegiatan membaca dan analisis
- Tema karya sastra prosa
o Menyimpulkan tema-tema yang diungkapkan karya sastra prosa dalam bentuklaporan tertulis
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
Kelas III (tiga) Sekolah Lanjuatan Tingkat Pertama
1. Siswa mengenal, memahami, menghayati dan mengapresiasikan bahasa dan sastra Minangkabau melalui ke¬gi¬atan membaca, observasi, menampilkan dan diskusi.
BAHASA DAN SASTRA MINANGKABAU
1.1 Sastra Minangkabau seperti tambo, kaba, pantun petatah-petitih, pidato a dat dan pasambahan
1.1.1 Nilai etika dan nilai historis dalam tambo Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan membaca, analisis dan diskusi
- Nilai-nilai etika dalam tambo Minangkabau
- Nilai-nilai keindahan dalam tambo Minangkabau
- Nilai-nilai sejarah dalam tambo Minangkabau
o Menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam tambo Minangkabau dalam bentuk laporan tertu¬lis
1.1.2 Tema dan amanat kaba Minangkabau yang dapat dinikmati oleh masyarakat
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan membaca, analisis dan diskusi
- Tema kaba Minangkabau
- Amanat kaba Minangkabau
o Mengungkapkan tema dan amanat kaba Minangkabau dalam bentuk laporan tertulis
1.1.3 Nilai keindahan ajaran dan pendidikan moral dalam pantun Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan membaca, membawakan, analisis dan dis¬¬ku¬si
- Nilai-nilai pendidikan dalam pantun
- Nilai-nilai keindahan dalam bahasa pantun
- Nilai-nilai moral dalam pantun
o Mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung pada pantun dalam bentuk laporan tertulis
1.1.4 Berbagai pesan dan ajaran yang terkandung dalam petatah dan petitih untuk masyarakat Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan membaca, analisis dan diskusi
- Ajaran dan nasehat dalam petatah
- Ajaran dan nasehat dalam petitih
- Pesan yang ada dalam petatah dan petitih
o Menyimpulkan pesan yang ada dalam petatah dan petitih dalam bentuk laporan tertulis
1.1.5 Makna yang mendalam yang terkandung dalam pidato adat Minangkabau dan pasambahan Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan membaca, ana lisis dan diskusi
- makna pasambahan
- makna pidato adat
o Menyimpulkan makna yang terkandung di dalam pasambahan dan pidato adat dalam bentuk lapor¬an tertulis
GBPP Klas II
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
Kelas II (dua) Sekolah Lanjuatan Tingkat Pertama
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami dan menghayati nilai-nilai budaya Minangkabau melalui kegiatan observasi, membaca, mengamati dan diskusi serta menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.
KELARASAN MINANGKABAU
1.1 Kelarasan Bodi Caniago dan Koto Piliang
1.1.1 Kelarasan Bodi Caniago
o Memperkenalkan sistem pemerintahan atau kelarasan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Kelarasan Bodi Caniago
- Sistem demokrasi Bodi Caniago
- Cara pengambilan keputusan dalam kelarasan Bodi Caniago
o Menyimpulkan pengetahuan tentang kelarasan Bodi Caniago
1.1.2 Kelarasan Koto Piliang
o Menyimpulkan sistem pemerintahan atau kelarasan melalui kegiatan membaca, wawancara dan dis¬kusi
- Kelarasan Koto Piliang
- Sistem demokrasi Koto Piliang
- Cara pengambilan keputusan dalam kelarasan Koto Piliang
o Menyimpulkan pengetahuan tentang kelarasan Koto Piliang
1.1.3 Sistem demokrasi yang khas berdasarkan kelarasan Bodi Caniago dan ke larasan Koto Piliang
o Mendiskusikan konsep demokrasi
- Kelarasan Bodi Caniago
- Kelarasan Koto Piliang
- Minangkabau berdasarkan kelarasan
o Menyimpulan hasil diskusi tentang demokrasi Minangkabau berdasarkan sistem kekeluargaan
D. T u j u a n
2. Siswa mengenal, memahami dan menghayati kelompok pemimpin dan kepemimpinan di Minangkabau me¬lalui kegiatan membaca, observasi, wawancara dan diskusi.
KEPEMIMPINAN DI MINANGKABAU
2.1 Sistem kepemimpinan dan unsur pimpinan yang khas di Minangkabau
2.1.1 Unsur pimpinan penghulu dan kekhasannya
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Unsur pimpinan penghulu
- Sifat seorang penghulu
- Makna pakaian penghulu
o Menyimpulkan pengetahuan tentang penghulu dengan segala aspeknya
2.1.2 Cara-cara pengangkatan penghulu
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Cara pengangkatan penghulu
- Persyaratan pengangkatan penghulu
o Menyimpulkan / melaporkan hasil diskusi tentang cara pengangkatan penghulu
2.1.3 Pentingnya fungsi dan kedudukan penghulu di Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Kedudukan penghulu di Minangkabau
- Fungsi dan peranan penghulu di Minangkabau
- Macam -macam penghulu di Minangkabau
o Menyimpulkan/melaporkan hasil diskusi tentang fungsi peng hulu di Minangkabau
2.1.4 Unsur pimpinan alim ulama di Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Fungsi alim ulama di Minangkabau
- Kedudukan alim ulama dalam masyarakat Minangkabau
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang fungsi dan ke dudukan alim ulama di Minang¬ka¬bau
2.1.5 Unsur pimpinan cadiak pandai di Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Fungsi cadiak pandai di Minangkabau
- Kedudukan cadiak pandai di Minangkabau
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang cadiak pandai di Minangkabau
2.1.6 Kepemimpinan tungku tigo sajarangan
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Gabungan unsur pimpinan dalam masyarakat Minangkabau
- Kepemimpinan tungku tigo sajarangan
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang kepemimpinan tungku tigo sajarangan
Kelas II (dua) Sekolah Lanjuatan Tingkat Pertama
24 Jam Pelajaran
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami dan mengapresiasikan rumah gadang Minangkabau melalui kegiatan observasi, wawancara, membaca dan diskusi.
RUMAH GADANG MINANGKABAU
1.1 Rumah adat yang dikenal dengan rumah gadang
1.1.1 Arsitektur dan ukiran khas rumah gadang Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara, pengamatan dan diskusi
- Arsitektur rumah gadang Minangkabau
- Ukiran rumah gadang Minangkabau
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang arsitek tur dan ukiran rumah gadang Minang¬ka¬bau
1.1.2 Fungsi penting rumah gadang bagi masyarakat Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara, pengamatan dan diskusi tentang rumah gadang sebagai:
- Monumen di Minangkabau
- Lembaga di Minangkabau
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang fungsi rumah gadang bagi masyarakat Mi¬nangkabau
1.1.3 Bagian-bagian tertentu dari rumah gadang Minangkabau yang berciri khas
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Ruang depan rumah gadang Minangkabau
- Ruang tengah rumah gadang Minangkabau
- Ruang dapur rumah gadang Minangkabau
o Menyimpulkan pengetahuan tentang bagian-bagian rumah gadang Minangkabau
1.1.4 Tata krama tertentu hidup di rumah gadang
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara, pengamatan dan diskusi
- Duduk di rumah gadang
- Berbicara di rumah gadang
- Berbuat dan bertindak di rumah gadang
o Menyimpulkan dan melaporkan hasil diskusi tentang tatakrama di rumah gadang Minangkabau
1.1.5 Cara-cara khas mendirikan rumah gadang Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara dan diskusi
- Cara mencari bahan bangunan rumah gadang Minangkabau
- Upacara mendirikan rumah gadang Minangkabau
o Menyimpulkan pengetahuan cara mendirikan rumah gadang Minangkabau
1.1.6 Rangkiang di samping rumah gadang Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan membaca, wawancara, pengamatan dan diskusi
- Guna rangkiang bagi masyarakat Minangkabau
- fungsi rangkiang bagi masyarakat Minangkabau
o Menyimpulkan pengetahuan tentang rangkiang di Minangkabau
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami dan mengapresiasikan berbagai permainan anak nagari Minangkabau melalui kegiatan observasi, membaca, wawancara dan diskusi.
PERMAINAN ANAK NAGARI MINANGKABAU
1.1 Berbagai macam permainan anak nagari Minangkabau
1.1.1 Pencak silat sebagai permainan anak nagari di Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Gerak dasar pencak silat tradisional
- Manfaat pencak silat tradisional
- Keindahan gerak dalam pencak silat
- Hakekat permainan pencak silat
o Menyimpulkan pengetahuan tentang pencak silat tradisional Minangkabau
1.1.2 Aneka tari-tarian rakyat sebagai permainan anak nagari
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Gerak tari tradisional Minangkabau
- keindahan dan keaslian gerak tari tradisional Minangkabau
o Menyimpulkan pengetahuan tentang tari tradisional Minangkabau
1.1.3 Teater tradisional randai Minangkabau
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Gerak tari dalam randai
- Alur cerita dalam randai
- Dialog -dialog dalam randai
- Dendang dan karawitan dalam randai
o Menyimpulkan pengetahuan tentang randai melalui kegiatan laporan tertulis
1.1.4 Seni gamat sebagai permainan anak nagari
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Seni pertunjukan gamat
- Syair dalam gamat
- Alat musik gamat
o Mengungkapkan kembali pengetahuan tentang gamat dalam bentuk laporan
1.1.5 Seni tabut sebagai permainan anak nagari
o Memperkenalkan dan mengapresiasikan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Acara pertujukan tabut
- Instrumen (karawitan) yang digunakan untuk tabut
o Menyimpulkan pengetahuan tentang tabut
1.1.6 Bermacam -macam karawitan sebagai instrumen kesenian Minangkabau
o Memperkenalkan melalui kegiatan pengamatan, membaca dan diskusi
- Puput batang padi
- Saluang
- Rabab
- Bansi
- Talempong
- Gendang
- Dan karawitan lainnya
o Menyimpulkan pengetahuan tentang karawitan dalam bentuk laporan
SELAMAT ATAS KELULUSAN SISWA SMP NEGERI 18 PADANG
SEMANGAT TERUS UNTUK MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN YANG LEBIH
TINGGI, SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM MENENTUKAN MASA DEPAN,....
TERTANDA,
SULASTRI SYARIEF
GBPP BUDAYA ALAM MINANGKABAU SLTP
Bab I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia yang berguna dalam kehidupannya sehari-hari. Alam Minang¬kabau merupakan sebutan orang Minangkabau terhadap tanah leluhurnya. Jadi Budaya Alam Minangkabau ber¬ar¬ti hasil cipta karsa orang Minangkabau di tanah leluhurnya yang berguna dalam kehidupannya.
Hasil daya cipta itu dapat berupa benda seperti peralatan, perlengkapan dan kerajinan tangan lainnya, dan yang bukan benda seperti nilai-nilai, aturan-aturan, norma-norma dan adat kebiasaan.
Mata pelajaran ini memuat hal-hal pokok tentang Budaya Alam Minangkabau. Bahan kajian ini dipilih dan di¬tetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan siswa dan masyarakat serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pertimbangan tersebut diharapkan siswa akrab dan cinta terhadap lingkungan dan budaya¬nya.
A. F u n g s i
Mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau berfungsi untuk:
- Memberikan pengetahuan dasar terhadap siswa tentang Budaya Alam Minangkabau sebagai bagian budaya nasional.
- Memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap Alam Minangkabau dalam rangka memu¬puk rasa cinta terhadap budaya nasional.
- Mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau yang relevan da¬lam kehidupannya.
- Memberi dorongan pada siswa untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan Budaya Alam Minang-ka¬bau dalam rangka memupuk perkembangan budaya nasional.
C. T u j u a n
Mata pelajaran “Budaya Alam Minangkabau” bertujuan agar siswa mengenal, memahami, menghayati, meng¬¬apresiasi dan menerapkan nilai-nilai budaya alam Minangkabau dalam kehidupannya sehari- hari.
D. Ruang Lingkup
Bahan kajian mata pelajaran Budaya Alam Minagkabau untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) meliputi adat alam Minangkabau dan sastra Minangkabau. Bahan kajian ini tidak dipilah-pilah secara tajam karena bahan yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling mendukung. Bahan kajian dikembangkan dengan mem¬perhatikan kedalaman dan keluasan materi menurut tingkat kelas.
KELAS I
WILAYAH MINANGKABAU
- Batas-batas wilayah Minangkabau
- Sistem kekerabatan Minangkabau yang khas
- Kelarasan (sistem pemerintahan) di Minangkabau
- Kepemimpinan dalam Masyarakat Minangkabau
- Ciri-ciri khas rumah gadang di Minangkabau
- Aneka permainan anak negeri di Minangkabau
- Falsafah Minangkabau
- Empat jenis adat di Minangkabau
- Aneka ragam karya sastra di Minangkabau
WILAYAH DI MINANGKABAU
- Wilayah darek
- Wilayah rantau
- Wilayah pasisie
- Nagari salingkuang adat
- Kampung-kampung di Minangkabau
- Koto, dusun dan taratak di Minangkabau
KEKERABATAN DI MINANGKABAU
- Sistem kekerabatan di Minangkabau
- Sifat dan bentuk kekerabatan matrilineal
- Bentuk khas perkawinan kekerabatan matrilineal
- Kedudukan ibu dalam keluarga di Minangkabau
- Kedudukan mamak dalam keluarga di Minangkabau
- Kedudukan bapak dalam keluarga di Minangkabau
- Hubungan kekerabatan di Minangkabau
KELAS II
1. KELARASAN BODI CANIAGO DAN KOTO PILIANG
- Kelarasan Bodi Caniago
- Kelarasan Koto Piliang
- Demokrasi Bodi Caniago dan Koto Piliang
2. KEPEMIMPINAN DI MINANGKABAU
- Kepemimpinan penghulu
- Pengangkatan penghulu
- Fungsi dan kedudukan penghulu
- Kepemimpinan alim ulama
- Kepemimpinan cadiak pandai
- Kepemimpinan tali tigo sapilin
RUMAH GADANG MINANGKABAU
- Arsitektur dan ukiran rumah gadang Minangkabau
- Fungsi rumah gadang
- Ciri khas rumah gadang
- Tata krama di rumah gadang
- Cara mendirikan rumah gadang
- Rangkiang rumah gadang
BERBAGAI PERMAINAN ANAK NAGARI MINANGKABAU
- Pencak silat
- Tarian-tarian rakyat
- Teater tradisional randai
- Seni gamat
- Seni tabut
- Macam-macam karawitan sebagai instrumen kesenian
KELAS III
1. ADAT ALAM MINANGKABAU
- Adat nan sabana adat
- Adat nan diadatkan
- Adat nan teradat
- Adat istiadat
2. FALSAFAH ALAM MINANGKABAU
- Alam sebagai dasar falsafah Minangkabau
- Pedoman hidup masyarakat Minangkabau
ANEKA RAGAM KARYA SASTRA MINANGKABAU
- Jenis karya sastra Minangkabau
- Tema dan amanat kaba
- Nilai keindahan karya sastra Minangkabau
- Nilai moral dalam karya sastra Minangkabau
- Ciri-ciri karya sastra prosa
- Ciri-ciri karya sastra puisi
- Tema yang diungkapkan karya sastra
SASTRA MINANGKABAU SEPERTI TAMBO, KABA, PANTUN, PEPATAH-PETITIH, PIDATO ADAT MINANGKABAU
- Nilai estetika dan historis tambo Minangkabau
- Tema dan amanat kaba Minangkabau
- Nilai keindahan, ajaran moral dalam pantun Minangkabau
- Pesan dan ajaran dalam pepatah-petitih Minangkabau
- Makna pidato adat Minangkabau
E. Rambu-rambu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan GBPP ini adalah:
1. GBPP ini merupakan pedoman mengajar bagi guru, yang berisi bahan kajian minimal yang harus dipelajari semua siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Perencanaan waktu dicantumkan pada setiap catur wulan sehingga guru diberi kebebasan mengatur waktu untuk setiap pokok bahasan.
3. Bila dirasa perlu urutan pokok bahasan dapat diubah dalam pembela jaran, asalkan masih berada dalam ca¬tur wulan yang sama.
4. Pengembangan bahan kajian dalam GBPP disesuaikan dengan perkembangan siswa baik kedalamannya ma¬u¬pun keluasannya.
5. Contoh-contoh atau penerapan dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan lingkungan siswa.
Bab II
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
Kelas I (satu) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
T u j u a n
1. Siswa mengenal, memahami dan menghayati nilai-nilai budaya Minangkabau melalui kegiatan observasi, membaca, menghayati dan berdiskusi serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BUDAYA MINANGKABAU
1.1 Wilayah Budaya Minangkabau
1.1.1 Batas-batas wilayah Minangkabau
o Memperkenalkan batas-batas wilayah Minangkabau menurut tambo alam Minangkabau, contoh se¬bagai berikut:
- Nan sabalik gunuang Marapi, saedaran gunuang Pasaman, sajajaran Sago jo Singgalang, saputar¬an Talang jo Kurinci
- Dari Sirangkak nan badangkang, hinggo buoyo putiah daguak, sampai ka pintu rajo hilie, duri¬an ditakuak rajo
- Sipisau-pisau anyuik, sialang balantak basi, hinggo aie baliak mudiak, sampai ka ombak nan ba¬da¬¬¬bua
- Sailiran Batang Sikalang hinggo lauik nan sadidiah, ka timua ranah Aie Bangih, Rao jo Mapek Tunggua, Gunuang Mahalintang
- Pasisie Banda Sapuluah, hinggo Taratak Aie Hitam, sampai ka Tanjuang Simalidu, Pucuak Jam¬bi Sambilan Lurah
o Menyimpulkan bahwa wilayah Minangkabau lebih luas dari daerah administratif Sumatera Barat sekarang.
1.1.2 Sistem kekerabatan yang khas
o Memperkenalkan sistem kekerabatan Minangkabau yang meliputi:
- Ibu jo anak, bapak jo anak
- Mamak jo kamanakan
- Sumando jo pasumandan
- Minantu jo mintuo
- Induak bako jo anak pisang
o Mengungkapkan hubungan unsur-unsur kekerabatan di Minangkabau
1.1.3 Dua kelarasan (sistem pemerintahan) di Minangkabau
o Memperkenalkan dua kelarasan di Minangkabau yaitu:
- Koto Piliang
- Bodi Caniago
o Menyimpulkan bahwa dengan kedua kelarasan itu, masyarakat Minangkabau memiliki demokrasi yang khas
1.1.4 Tiga kepemimpinan dalam masyarakat Minangkabau
o Memperkenalkan tiga macam kepemimpinan yaitu:
- Niniak mamak
- Alim ulama
- Cadiak pandai
o Menyimpulkan peranan dan kedudukan niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai dalam ma¬sya¬rakat Minangkabau
1.1.5 Ciri-ciri khas rumah gadang di Minangkabau
o Memperkenalkan ciri-ciri khas rumah gadang Minangkabau seperti:
- Bentuk rumah gadang Minangkabau
- Bagian-bagian dalam rumah gadang Minangkabau
- Rangkiang Minangkabau
1.1.6 Aneka permainan anak nagari di Minangkabau
o Mendiskusikan
- Pencak silat
- Randai
- Sepak rago
o Menyimpulkan hasil diskusi tentang pencak silat, randai dan sipak rago
1.1.7 Falsafah Minangkabau
o Memperkenalkan falsafah Minangkabau
- Alam takambang jadi guru
- Arti alam bagi orang Minangkabau
o Menyimpulkan konsep alam takambang jadi guru
1.1.8 Empat jenis adat di Minangkabau
o Memperkenalkan empat jenis adat di Minangkabau
- Adat nan sabana adat
- Adat nan diadatkan
- Adat nan taradat
- Adat istiadat
o Membandingkan empat jenis adat di Minangkabau
1.1.9 Aneka karya sastra di Minangkabau
o Memperkenalkan aneka ragam karya sastra Minangkabau seper ti:
- Karya sastra prosa, contoh: Sabai Nan Aluih
- Karya sastra puisi, contoh: pasambahan adat
o Menyimpulkan aneka ragam karya sastra Minangkabau
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
MATA PELAJARAN: BUDAYA ALAM MINANGKABAU
Kelas I (satu) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
T u j u a n
1. Siswa mengenal dan memahami wilayah Minangkabau melalui kegiatan observasi, membaca dan diskusi.
WILAYAH MINANGKABAU
1.1 Wilayah di Minangkabau (darek, rantau, pasisie, dan nagari salingkuang adat)
1.1.1 Wilayah darek di Minangkabau
o Memperkenalkan wilayah darek atau luhak yaitu:
- Tanah Datar
- Agam
- Limo Puluah Koto
o Menunjukkan masing-masing luhak dalam peta geografis
1.1.2 Wilayah rantau di Minangkabau
o Memperkenalkan wilayah rantau yaitu:
- Batas-batas wilayah rantau
- Kedudukan daerah rantau
o Menunjukkan letak wilayah rantau melalui peta geografis
1.1.3 Wilayah Pasisie
o Menjelaskan wilayah pasisie di Minangkabau
- Batas-batas wilayah pasisie
- Kedudukan wilayah pasisie
o Menunjukkan letak wilayah pasisie melalui peta geografis
1.1.4 Nagari salingkuang adat
o Mendiskusikan nagari salingkuang adat
- Syarat berdirinya sebuah nagari
- Nagari sebagai satu kesatuan adat
o Menyimpulkan dan melaporkan perihal nagari salingkuang adat
1.1.5 Kampung di Minangkabau
o Memperkenalkan kampung
- Syarat berdirinya kampung
- Kehidupan masyarakat kampung
- Wilayah kampung
o Menyimpulkan pengertian tentang kampung
1.1.6 Koto, dusun dan taratak di Minangkabau
o Memperkenalkan koto, dusun dan taratak
- Perbedaan koto, dusun dan taratak
- Kehidupan masyarakat di koto, dusun dan taratak
- Tata pergaulan masyarakat di koto, dusun dan taratak
o Menyimpulkan pengertian tentang koto, dusun dan taratak
Sejarah Nama Pulau Besar di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia indonesia memiliki banyak pulau baik yang besar maupun yang kecil kecil tapi taukah anada asal nama pulau pulau sekarang yang ada di indonesia, kali ini infokita akan mengulas sejarah nama nama pulau besar yang ada di indonesia.
Sumatera – Pulau Emas
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
Jawa – Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) – Kepulauan Wisata
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor.
Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.
Kalimantan – Pulau Lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi – Pulau besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku – Kepulauan rempah-rempah
Maluku memiliki nama asli “Jazirah al-Mulk” yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.
Papua – Pulau surga
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.
Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.
Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.
Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.
Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.